Selamat Datang Di Catatan Syamsuatir.Blogspot.com

Minggu, 22 Maret 2015

Mulai Dari Diri Sendiri





2 tahun 5 bulan, itulah waktu yang dibutuhkan Umar bin Abdul Aziz untuk menggelar keadilan dan kemakmuran di seantero wilayah Islam, menghadirkan kembali nuansa kehidupan 'ala minhajin nubuwah. Di usia 34 tahun, usia yang sangat belia untuk ukuran seorang pemimpin, ia berhasil mengantarkan kesejahteraan kepada rakyatnya yang menyebar mulai dari Jazirah Arab, Persia, Afghanistan, Afrika Utara, Spanyol, Asia tengah, sampai Pakistan dan Anak Benua India. Dari manakah ia memulai kerja besar ini? Apakah resep yang ia punya sehingga berhasil mengukir karya gemilang dalam waktu relatif singkat?

"Kini tiba giliranmu, isteriku,” kata Umar bin Abdul Aziz suatu saat kepada isterinya. “Perbaikan dan reformasi Dinasti Bani Umayyah sudah kumulai dari diriku sendiri, Selanjutnya adalah giliranmu, Kemudian anak-anak, dan setelah itu keluarga besar istana. Sekarang kembalikan seluruh harta dan perhiasanmmu ke kas Negara.”

Istrinya langsung angkat kepala. “ Tidak Umar! Ini semua adalah pemberian ayahku, abdul Malik bin marwan.“ Umar terdiam sejenak, lalu menjawab, “tapi uang membeli itu semua berasal dari kas negara, Fatimah!“ dialog itu terus berlangsung, mendatar dan meninggi, antara setuju dan tidak setuju.

Beberapa saat Umar tertunduk, terpekur. Tantangan untuk mewujudkan i'tikad mulia itu justru datang dari orang terdekat dan paling ia cintai. Umar pun bangkit dan berkata, “Fatimah, sekarang aku sudah bertekad untuk tidak mundur. Dan kamu punya dua pilihan: kembalikan seluruh harta itu, atau jika tidak, hubungan kita berakhir di sini.“ Fatimah terhenyak. Kesadarannya seperti ditampar tangan kebenaran. Hanya sesaat kemudian Fatimah mendengarkan panggilan nuraninya. Ia memilih untuk terus bersama Umar.

Dari sinilah Umar bin Abdul Aziz memulai karya besarnya, ia perbaiki dirinya terlebih dahulu, lalu keluarga terdekat. Baru setelah itu bisa mempersembahkan perubahan dan perbaikan bagi rakyatnya. Apa yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz sesungguhnya merupakan implementasi dari pesan Rasulullah saw, Ibda’ Bi Nafsik, mulailah dari dirimu, demikian Rasulullah berkata suatu kali kepada para sahabatnya.

Sebagai penutup, kutipan hikmah di bawah ini layak kita renungkan.
“Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar