Selamat Datang Di Catatan Syamsuatir.Blogspot.com

Senin, 02 Maret 2015

Wudhu’ Dalam Keadaan Telanjang

Menutup aurat bukanlah salah satu rukun atau syarat sah wudhu’. Dengan demikian, dilihat dari sudut pandang fiqh berwudhu’ dalam keadaan telanjang tetap sah. Akan tetapi perlu diingat bahwa wudhu’ merupakan salah satu bentuk ibadah, dan sudah seyogyanya seseorang yang berwudhu’ menutup kemaluannya. Di dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa seorang sahabat bernama Mu’awiyah bin Haidah bertanya kepada Rasululullah :
يَا رَسُولَ اللَّهِ عَوْرَاتُنَا مَا نَأْتِي مِنْهَا وَمَا نَذَرُ قَالَ ‏"‏ احْفَظْ عَوْرَتَكَ إِلاَّ مِنْ زَوْجَتِكَ أَوْ مِمَّا مَلَكَتْ يَمِينُكَ" ‏فَقَالَ الرَّجُلُ يَكُونُ مَعَ الرَّجُلِ قَالَ ‏"‏ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لاَ يَرَاهَا أَحَدٌ فَافْعَلْ ‏"‏ ‏.‏ قُلْتُ وَالرَّجُلُ يَكُونُ خَالِيًا ‏.‏ قَالَ ‏"‏ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ يُسْتَحْيَا مِنْهُ ‏"
Ya Rasululullah, aurat kita kapan wajib ditutup dan kapan boleh ditampakkan? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Jaga auratmu, kecuali untuk istrimu atau budakmu.” Orang itu bertanya lagi: Bagaimana jika seorang lelaki bersama lelaki yang lain? Beliau menjawab“Jika engkau mampu agar auratmu tidak dilihat orang lain, lakukanlah!” Orang itu bertanya lagi: Ketika seseorang itu sendirian? Beliau menjawab: “Allah lebih layak seseorang itu mallu kepada-Nya.
(Sunan al-Tirmidzi hadits No. 2769)
Jika saat sendirian dan tidak sedang beribadah kita tetap dituntut menutup aurat, minimal qubul dan dubur kita, apalagi saat beribadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar